Postingan

" Karena kebahagiaan itu berbanding lurus dengan keyakinan kita kepada ALLAH SWT." " Semakin yakin.... Semakin bahagia.... Sepanjang waktu." 

ADAT ISTIADAT DAN BUDAYA SEPUTAR KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN NIFAS PADA SUKU JAWA

BUDAYA JAWA PADA MASA KEHAMILAN Tradisi / budaya masyarakat suku Jawa yang menguntungkan ibu dan janinnya, yaitu 1.       Jangan minum air es agar bayinya tak besar. Minum es atau minuman dingin diyakini menyebabkan janin membesar atau membeku sehingga dikhawatirkan bayi akan sulit keluar. Fakta yang sebenarnya, yang menyebabkan bayi besar adalah makanan yang bergizi baik dan faktor keturunan. Minum es tak dilarang, asal tak berlebihan. Karena jika terlalu banyak, ulu hati akan terasa sesak dan ini tentu membuat ibu hamil merasa tak nyaman. Lagipula segala sesuatu yang berlebihan akan selalu berdampak tak baik. 2.       Pantangan Mangga Kweni dan Durian Bukan hanya menurut adat Jawa Segi Medis : makan buah mangga kweni dan durian memang secara medis juga dilarang bagi ibu hamil. Buah durian misalnya bersifat panas dan mengandung senyawa alkohol yang dapat membuat ibu hamil mengalami kontraksi dan berpotensi menyebabkan kandungannya keguguran. 3.       Ibu Hamil dianjurka

Pengurangan Rasa Nyeri Persalinan

1. Pengertian Nyeri Persalinan Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri), yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro, 2005). Nyeri persalinan disebabkan adanya regangan segmen bawah rahim, (Varney, 2007). Intensitas nyeri sebanding dengan kekuatan kontraksi dan tekanan yang terjadi, nyeri bertambah ketika mulut rahim dalam dilatasi penuh akibat tekanan bayi terhadap struktur panggul diikuti regangan dan perobekan jalan lahir. Nyeri persalinan unik dan berbeda pada setiap individu karena nyeri tidak hanya dikaitkan dengan kondisi fisik semata, tetapi berkaitan juga dengan kondisi psikologis ibu pada saat persalinan. 2. Penyebab Nyeri Persalinan  Rasa nyeri saat persalinan merupakan

Contoh Kasus Pelanggaran Hukum Bidan

Kasus :    Seorang Ibu Primigravida dibantu oleh seorang bidan untuk bersalin. Proses persalinannya telah lama karena lebih 24 jam bayi belum juga keluar dan keadaan ibu nya sudah mulai lemas dan kelelahan  karena sudah terlalu lama mengejan. Bidan tersebut tetap bersikukuh untuk menolong persalinan Ibu tersebut karena takut kehilangan komisi, walaupun asisten bidan itu mengingatkan untuk segera di rujuk saja. Setelah bayi keluar, terjadilah perdarahan pada ibu, baru kemudian bidan merujuk ibu ke RS. Ketika di jalan, ibu tersebut sudah meninggal. Keluarganya menuntut bidan tersebut. Analisa : Cara membuktikan kelalaiannya adalah Dereliction of Duty (penyimpangan dari kewajiban) Jika seorang bidan melakukan pekerjaan menyimpang dari apa yang seharusnya atau tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan menurut standard profesinya, maka bidan tersebut dapat dipersalahkan MPEB akan melakukan sidang dari kasus ini. MPEB akan meminta keterangan dari bidan dan saksi. Yang menj

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

Manajemen Asuhan Kebidanan yang digunakan adalah sesuai dengan KEPMENKES Nomer 938/Menkes/SK/VIII/2007 yang meliputi : STANDAR I              : Pengkajian a.        Pernyataan Standar Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat,relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. b.       Kriteria Pengkajian 1.       Data tepat,akurat dan lengkap 2.       Terdiri dari Data Subyektif (hasil Anamnesa : biodata, keluhan utama, riwayat obstetric, riwayat kesehatan, dan latar belakang social budaya ) 3.       Data Obyektif ( hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan pemeriksaan penunjang) STANDAR II             : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan a.        Pernyataan Standar Bidan menganalisa data yang diperoleh para pengkajian, menginterprestasinya secara akurat dan logis untuk menegakan dan masalah kebidananyang tepat. b.       Kriteria Perumusan diagnosa dan atau Masalah 1.       Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan 2.